Minggu, 17 April 2011

kudapan

ketika ku remas jantungku dan ketidak stabilan nafas, aku seperti hidup dalam ruang menyebalkan setiap hari. di penuhi kemuakan, kecamuhan menyebalkan, menggantung seperti sarang laba-laba hampir menghuni semua sudutnya.

duduk di sebuah meja yang sama, menikmati sebuh kudapan tersaji di atas meja bertaplakkan sebuh rasa. aku seperti ingin berlari tak ingin berlama-lama di sana, menikmati sajian yang susah ku telan. menyat tenggorokan.

sebuh kudapan yang tak bisa kunikmati di meja makan, sebuah kudapan yang tak bisa ku umbar kenikmatanya, sebuah kudapan yang tak bisa ku lihat keberadaanya di keramaiaan.

aku memegangi sebuah bunga yang di cemooh keindahanya karena dalam genggamanku. bunga itu nyaman dalam genggamanku, namun.ia ternyata menyukai sebuah keramaian yang memperhatikannya dan menikmati aromanya. ia membuai lemur-lemur dengan eksotoisnya. ia tak sungkan membagi bagian kelopaknya pada siappun untuk di nikmati, ia membuat siapapun penghuni naluri bernafas tinggi.

namun aku harus angkat kaki lebih awal, meninggalkan meja penih kudapan itu, aku akan pergi menuju ujung kesakitan, di pecundangai harapan yang dulu cuman menjadi kelakar, angan-angan.

hingar-bingar kegelisahanku akan menjadi nebula di kepala dan remasan ini akan semakin kencang. ini sulit di nikmati namun ini terasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar