Kamis, 30 Desember 2010

analog ego

game boy dan rasional otak.
pacar saya bercerita prihal sengketa tanah yang di landa keluargnya, semalem ia bercerita dengan tegasnya, penuh semangat di hp, seseorang tetagga mematok di tanahnya tanah kedua orang tuanya maksudnya" pacar saya bilang kalo kejadianya sudah cukup berlarut-larut.

Dan ini adalah sebuah kemirisan yang benar-benar saya rasakan, penggusuran beberapa rumah yang di anggap liar karena tumbuh di lahan milik negara, milik negara ? saya harap meraka bagian dari negara bukan hanya pemilik kuasa yang jadi bagian dari negara.
sepertinya kita keilangan beberapa milik kita seketika kita keluar dari rahim utopis dan melihat dunia dan segala hal yang di titpkan tuhan untuk kita, menjadi hak, milik kita ketika kita lahir dan di janjikan tentang kehidupan di muka bumi ini. Sejak si adam makm buah pengetahuan.

kini tanah-tanah itu dan hak-hak itu sudah di patok, sudah di rampas oleh seseorang bernama kekuasaan.

kini hanya bisa melihat pria berwibawah penuh ketamakan dengan pangkat di pundak yang baik hati namun luluh lantak di hadapan kekuasaan, kini seperti melihat seorang malaikat tanpa sayap dan wewangian surga. kini ia bergati menjadi penghuni dosa. pengmuji ke laliman.
di mana kebaikan, di mana keadilan ?

negara ini milik saudgar, preman dan aparat

risau

ini tentang kegundaan-kegundahan yang menggumpul hitam diatas kepala bak mendung di panas terik.
ada setes air di celah atap nipah.
membasahi kepala.
membasahi nurani.
membasahi hati.

hingga kelu lidah untuk bernyannyi.
terbentur lagi lidah di dinding hati.
hingga ku pegang belati.
menunggui seseorang datang di balik jemari.

resah ini terbasahi oleh gundah

manyun........

manyunmanyunmanyun

merajut tinta


Grasshopper attacK

Minggu, 26 Desember 2010

survive

bapak ini berjalan bertahan hidup dari senar-senar kecapi dan suara emasnya

tenggelam di eforia

kenapa saya merasa sedikit jengkel dengan kalahnya tim sepak bola negara ini, ketika di bantai negara teggaga ?, saya mulai binggung ketika perasaan itu ada dan menyelimuti diri saya.

saya tidak merasakan apapun ketika tim itu menang, hanya sebuah eforia saja di mana saya mengalami sebuah kesedihan dan kesenangan ketika menikmati suatu momen, sama seperti nonton film The Pianis rasanya.

ada apa dengan kemenangan ? saya tak merasakannya langsung dengan hidup saya, hanya menjadi sebuah pembicaraan kecil di sela-sela bercanda di waktu santai saja.

seberapa penting untuk saya sebuah kemenangn itu ?
saya tak membutuhkannya, saya tak perduli dan saya tidak percaya kemenangan itu sebenarnya mikik saya atau semua rakyat negri ini.

ini hanya eforia saja, ketika demam bola itu melanda.

gemuruh

petir, mendung, gerimis...

melepas jabatan tangan, mulai berpaling, menuju langkah berikutnya.

gemuruh dan kejenuhan berkecamuh seprti arak-arakan ombak.

tentang tangis

kapan memulai menangis dan mengakhiri menangis, untuk tidak menangisi... menangis ?

apatis

persetan, masa bodoh, anti sosial

seseorang berbicara tentang apatis...

ia jauh lebih menyebalkan ketika ia benar-benar memakai daster dan mengelus-elus jenggotnya.
dengan kebanggaan di otak kosongnya.

merajut tinta

merajut tinta

kepunahan

merajut tinta

polar

Jumat, 17 Desember 2010


Bontang kota suhu

1:42 AM  setelah bergelut dengan dingin menusuk tulang, lendir menyumbat lubang hidung, panas membakar kulit, melelehkan segudang ide tadi siang dan berakhir di peraduan sampai sore. Kota tentram berpenduduk paling taat peraturan, meski di kuasai penyamun, kota ini sama seperti kota lainnya menciptakan serigala – serigala bagi sesamanya “ homo homini lupus “. Mencari tempat makan murah itu susah, semuannya serba mahal di kota peraih Adipura 6 kali ini. Biaya hidup sarat gengsi seiring cerobong dan suhu meningkat. Hampir tak ku temukan debu menempel di pelipis mata, kota ini bersih sekali.
Hampir di setiap pertigaan, perempatan di jaga polisi menebar rasa tak nyaman bagi siapapun, mungkin itu pula yang membuat taat kota ini rasa takut. Hal pertama yang di rasakan ketika menginjakan kota ini adalah seperti masuk dalam surge yang sangat mahal dan di bayar dengan banyak amal di saku.
Hal mengejutkan ketika seorang teman mengajak saya dan kedua teman saya saat pertama kali tiba di kota ini sebuah pusat hiburan yang berada di kawasan perusahaan besar kota ini. Tiga porsi Ayam Kalasan seharga dengan Delapan porsi hidangan yang sama di kota debu nan apatis, membuat saya tercengan beberapa detik, what the fukkkkk…. Hell.
Ada banyak yang menyita perhatian mata saya semisal sebuah tugu kecil berukuran kubah mesjid yang mini, sebuah tugu helm yang bertuliskan “ PeDe pake helm standar “ sempat membuat saya meringis. Sepertinya helm berlogi SNI laku keras di sini, memasyarakatkan sebuah peraturan dengan cara yang popular, sama halnya ketika memakai helm tak standar itu tak membuat pede “  tak gaul ” dan ketika memakai helm standar itu gaul.
Sebuah mobil terparkir di tepi jalan dalam kondisi bemper depan rusak parah, saya binggung dan bertanya-tanya apa yang terjadi dengan mobil itu, menabrak, tabrakan, kenapa saya bertanya-tanya ? lebar jalan di itu bias di lalu 4 mobil dalam satu barisan yang sama jika berjejer. Lalu ? apa yang terjadi dengan mobil itu ?
Kota ini punya suhu dan tingal di sulut, hingga kehingar bingaran para penyamun, penjilat kuasa punya punya akhir  jamannya. Kota ini sudah memasang sumbu untuk di sulut kegerahan penghuninya. Namuan kapan entah saya tak tau.

Negara ini di kuasai saudagar, preman dan aparat  - Homicide (R.I.P)

interview...

dian Ananto: oke,sudah brapa lama trolly art berkecimpung di dunia gambar menggambar?
JALI JOE: lupa, yang pasti uudah lewat satu tahun, awalnya liat artwork kenterror dan temen saya si kriting, dia yang bikin hasrat untuk bikin artwork dan belajar dari dia.
dian Ananto: sudah cukup lama ya,terus biasanya ketika sedang mengerjakan artwork TA dpt inspirasi dari mana?
dian Ananto: TA = Trolly Art
JALI JOE: , dari liat majalah, liat cover album band2 keren, dan liat atrwork artworker yang di senengin. tapi kebanyakan lebih dari liat gambar di majalah, trus dapat ide dari ngeliat dan di kembangin sesuai imajinasi yang ada pas lagi bikin artwork
JALI JOE: ato pas lagi mood bagus
JALI JOE: itu yang nentui
dian Ananto: ahaha,mood memang berpengaruh banyak ya,trus pernah ga TA iseng mengerjakan artwork pas habis mendengarkan lagu dari sebuah band
dian Ananto: kalo iya tolong beritahu band apa dan judl lagu yang menginspirasi TA tersebut
JALI JOE: gak ada sih, ada juga bikin artwork liat dari judul band yang minta di bikinin atrwork, pas bikinin atrwork band temen Frankie carbo yang real life show
JALI JOE: dan itu emang ikut dari konsep si bandnya
JALI JOE: klo bikin artwork pas dengerin band gk ada
JALI JOE: biasanya cuman jadi teman saya pas lagi bikin artwork aja
dian Ananto: lalu mengenai artwork dari band,favorit TA dari band apa?
JALI JOE: banyak hampir semuannya saya suka, kaya barones saya suka semuanya si artworkernya idola saya Baizley, domestik doktrin yang manufakulturing karma, sama high on fire semua albumnya keren-keren buatanya Arik Roper ,
dian Ananto: bagaimana dengan pushead,mark romano dan godmachine?apakah TA menyukai hasil goresan tangan mereka juga?
JALI JOE: yah itu dia hampir terlewatkan pushead yang cover kylesa
JALI JOE: dia tuhan saya di atrwork
JALI JOE: heheh
JALI JOE: cara bikin gradasi dan bikin outline itu keren bgt yang pasti dia yang kenalin saya sama poitilisme
JALI JOE: hehe
JALI JOE: pointilisme
JALI JOE: tehnik mengambar yang menggunakan titik kecil untuk membuat gelap terang dan yang bikin gambar hidup
dian Ananto: oke,dan untuk kategori lokal,apakah anda menyukai hasil goresan tangan arian 13 dan franco gerbang singa?
JALI JOE: arian itu jelas untuk lokal dia salah satu yang bisa di jagokan untuk atrwork
JALI JOE: franco saya blm liat artworknya hehehe
dian Ananto: saya pun secara pribadi pribadi memang menyukai artwork dari arian 13 untuk kategori lokal dan godmachine untuk kategori luar dikarenakan ada unsur nepotisme dimana dia pernah memberi saya secara cuma2 kaos chimaira hasil goresan tangannya hehehe
dian Ananto: kembali ke topik,sejauh ini band apa saja yang sudah anda buat artworknya?untuk kategori band di samarinda dan sekitarnya terutama..
JALI JOE: iya godmachine emang bagus dia jago di pewarnaan dan atrworknya memang top.
JALI JOE: saya baru liat artworknya
JALI JOE: jadi bergairah nih hehe
JALI JOE: heheh untuk band samarinda sih masih sebatas temen-teman aja
JALI JOE: salah satunya band fastcore crime think, frankie carbo, maenace to society, unfinish lost,
JALI JOE: dan itu band temen-temn sya aja,
JALI JOE: dan ada bebrpa atrwork yang saya buat untuk si band-band kaya bringas, fire inthe hole, pasir berbisik
JALI JOE: tapi belum kelar juga hehehe
dian Ananto: saya tau kalau dulunya anda juga pernah membuat artwork untuk band-band seperti freedom fighters dan sakit jiwa juga kan?walau band2 tersebut entah kemana saat ini.
JALI JOE: hkhk iya tapi saya udah lupa yang mana, itu band kamu yaa..
JALI JOE: sakit jiwa juga
dian Ananto: ahaha,STOKED,lalu setelah sejauh ini anda berkecimpung di dunia gambar menggambar,apakah anda tidak memiliki niatan untuk membuat suatu pameran untuk hasil karya anda selama ini?
JALI JOE: wah itu sudah ada dari awal saya sudah yakin kalo saya bisa bikin artwork, dan udah punya ciri, cuman saya sampai saat in masih terkendala sama waktu dan dokat hehe, dan kesulitan untuk mengajak artworker yang lain yang suka menyalurkan keisengannya menggambar untuk bikin gambar dan di pamerin keteman-teman yang lain.
JALI JOE: doakan dalam waktu dekat saya udah punya plan dengan teman yang juga suka merajut tinta, untuk bikin getering ngumpulin banyak orang di dalam satu tempat ngeliat gambar-gambar saya dan bebrapa teman yang lain, di pameran artwork, masih dalam pland belum fix.
JALI JOE: jadi masih akan di usahakan
dian Ananto: nah,dalam hal ini,selain anda apakah ada artworker lain yang berdomisili di samarinda ini selain anda dan yang anda tau?.
JALI JOE: ada banyak sebenarnya cuman saya belum pernah ketemu dan ngobrol, dan semoga setelah niatan itu jadi, bisa muncul artworker2 yang lain untuk turun gunung,.
JALI JOE: yang say tau ada banyak artworker di samarinda
dian Ananto: sejauh ini,selain artwork,apa yang anda kerjakan?apakah anda juga bermain musik atau mungkin menulis?
JALI JOE: kerja yang menyita waktu bikin saya sumpek dan akhirnya saya mengiringinya dengan nimbrung di lima band untuk bersenang-senang, nimbrung di kolektif kecil Haram jadaH, hehe insting menulis saya sudah kurang bagus jadi cman menulis di blog saja itu juga iseng awalnya.
dian Ananto: kalau begitu tentu anda juga penikmat musik kan?rekomendasikan 5 band dari genre berbeda yang sedang anda dengarkan saat ini..
JALI JOE: powerviolence : carles bronson, spazz, what happen next, el nudo band cepat dari jepang yang nendang, bleuaaarrgh..!! band balikpapan ,
JALI JOE: hardcore/metal/ grind: barones,, fuck up, envy, womrot, magrudergrind,
JALI JOE: post rock : sigur ros, mono, isis, pele,    mum, this will destroyer you
JALI JOE: anti pop/ indie pop/ indie rock: tokyo police club, soko, kimya dowson, monky to milioner, elliot smit, msp
JALI JOE: banyak yah...
JALI JOE:
JALI JOE: itu bebrapa list yang menemani saya di beberapa bulan terakhir
dian Ananto: oke,ada pesan terakhir yang ingin anda sampaikan untuk sheet yang baru saja bangkit dari kubur ini?
JALI JOE: thanks udah ngajak saya cuap-cuap, setelah bangkit bakal terkubur lagi gk ya ?
JALI JOE: thanks untuk semuanya
dian Ananto: semoga saja tidak,itupun kalau memang finansial mengizinkan ahaha,oke terima kasih banyak Trolly Art  and have a great weekend ..
JALI JOE: oke
JALI JOE: deh klo mw masukin bebrapa gambar aku natr aku bawakan yah
JALI JOE: hehehe
JALI JOE: thanks yah udah interview

Kamis, 02 Desember 2010

di refleksikan sebuah tetesan darah di dahi.

kutatap di ujung atap awan
ku terawan ada kegundahan di dada
kujamah remasan di lubuk hati tak ketemukan unjung awan
kini aku terbunuh di selasar memegangi sesak dada

ku jalani ujung pena
ku rajut tinta
ku hujati pedati buana
ku ludahi norma
ku ratapi merahnya rona
dan tetesan air mata

ku kecup dahiku dengan jemari
ku sentuhi lubang kecil bekas benda yang hinggap di dahi
merah pekat dan amis menyusuru pori-pori
ku sadari ku salah berdiri

ku ajak berayun langkah hari ini mendekati tepi
tepi jaman dengan ku tarik pedati sekuat hati
hingga ku sadari
ini ujung yang kucari

tersadar dan kembali ku putar arah pedati
hingga ku sandarkan tumpukan daging bertopang tulang dan nadi
ku putuskan ntuk menangisi 
menjinankan naluri.

sadarku sudah bertepi.
ini terlallu kuar aku menyerah untuk mengakhiri