Senin, 31 Januari 2011

teman dalam mimpi

ketika aku terbangun hal yang di lakukan oleh otakku adalah memikirkan siapa orang di dalam mimpiku, tadi malam ? aku mengenalnya seperti seorang sahabat yang mengajakku mengunjungi dapaurnya. namun aku tak mengenalnya di alam sadarku, ini aneh.

beranjakku dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi denan handuk di pundak, kuturuni tangga. namun tetap saja aku tak mengingat siapa pria berkulit putih dan berambut lurus dan hitam.

setelah mengoleskan deodoran di ketiak, meluncur menuju tempat kerja, sambil memutar bebrapa ist lagu di hp "shit loud" menghantam keras di telinga. sembari bernyanyi ku ingat kembali ketika ia mengajakku mengunjungi seorang teman di dalam mimpiku.

ia mengajakku berbincang layaknya seorang teman, ia bercerita banyak hal, ini semua seperti de javu yang tak pernah ku temui.

ia sangat akrap dengan duniaku, ia sangat dekat dengan apa yang aku lakukan.


di sela melamunku ku dapati lagi , ia adalah seorang teman yang kehidupannya tak pernah ku rasakan nyata. namun ia begitu dekar, hingga menempel di kepalaku.

ia mungkin seorang teman baru yang menunggu ku di masa depan.
semoga aku bisa menemukannya lagi dimimpi nanti malam.

Jumat, 28 Januari 2011

jangut, kafiah dan kalifat yang kehilangan tuhan.

ku temukan lembaran hari di satu masab sidang jum'at di sebuah mesjid yang megah, ada lampu berhias kristal, ada kipas angin, AC, jam digital, dan karpet mewah di ruham tuhan. Tuhan benar-benar kaya ternyata. tak henti-hentinya aku mengagui kekayaan tuhan yang maha ini. semoga ia mendengarkan doa-doa kami ketika kami bersujud, ketika kami menitikan air mata, ketika kami berkeluh kesah, ketika berusaha, ketika kami berharap di dengar tuhan me memberikan sedikit hartanya untukku dan umatnya yang lain.

ini adalah bertamuku yang sudah lam tak ku lakukan lagi sejak aku menyelamatkan diriku sendiri. rumah tuahn membuatku pangling akn isi dan tampilanya, ini membuatkau tercengan sesaat.

sdi sana di sebuah kemuliaan mimbar, ada seorang pria berwibawah sangat terhormat sekali memakai kafiah putuh bersih di kepalanya, memegang tongkat, ia berjanggut. ia mengumandangkan seuah kalimat dalam bahasa arab, membuatku kekidmatan semediku, ia mendendangkan sebuah alunan kehindahan sebuah nada dan pelafalan yang mendayuh, membuatku ada di sebuah alunan coir di sebuah pesta natal. ia imam hari itu, ia berceramah prihat tuhan dan segala kemuliaannya yang selalu di sampaikannya setiap saat, agar umatnya tak lupa siapa tuhanya.

alu menyimak imam itu, ia mengajak kami semuanya yang ada di sana untuk tetap beribadah, tetap ada jalan tuhan. ia suangguh muali sekali menajdi hamba tuhan. namun semakin lama ia meuji kemuliaan tuhan ia semakin menghujat, semakin menodai lidahnya, semakin membuatku muak. ia menghujat para orang miskin yang mencuri untuk menyambung hidupnya, ia melaqnat sesamanya yang melakukan kejujuran akan kenyamanannya melakukan hubungan sesama jenis, ia meggunjing agama lain yang notabene bertujuan baik.

ia merontokkan keyakinanku padanya, ia membuatku menghujat di rumah tuhan, ia membuatku keluar lebih awal dan meilih menyelamatkan diriku untuk kedua kalinya.

ketika aku keluar seorang muslim, yang ku tau ia adalah seorang yang susah sekali dan hanya mengharapkan hidupnya hari ini dengan barang-barang bekas. namun ia mampu mengasihani tuhannya tanpa memperdulikan dirinya, tuhan yang maha kaya itu masih mengemis, tuan yang maha segalanya masih serakah rupanya, apakah hartanya itu tak cukup banyak, apakah tuan setamah manusia ? lalu siapa tuhan ? siapa dia yang mempunyai kemahaan itu.

sudah saatnya kalifah-kalifah di masab itu mulai menyelamatkan dirinya.

Rabu, 26 Januari 2011

di ujung abu

detik-detik menuju penghujung zaman
membidani angan-angan

di kremasi dan di tabur
bersama air dan angin

tetesan air mata dalam damai
tetesan air mata dalam hati

kini menerawang di lubuk-lubuk hati
menjamahi detik-detik

dan pertemuanku di ujung abu.

Selasa, 25 Januari 2011

I saved myself

I saved myself

kekosongan

hampa...
mengema....

menghimpun pelana,
mendekati bukit.

membawah segengam benih
menaburnya di persemaian abu kremasi.

ada jelaga di antara awang-awang
sejauh mata memandang hanya gulita

pekat...
gelap....

balon gas dan atap

dulu sewaktu kecil di sebuah kampung transmigrasi, sebuh lahan baru yang di huni warga pndahan dari pulau padat. ibuku mengajakku pergi pada sebuh acara adat Bali "seperti karnaval" ada pertunjukan hingga judi di sudut lapangan yang kelilingi gelap dan titik kecil berkelip-kelip, itu bukan kunang-kunang namun cahaya lampu rumah yang terlihat dari kejauhan.

di karnaval itu aku selalu mendabakan banyak hal yang ku inginan sebagai anak kecil, balon gas. ia sempat membuatku tercengan ketika melihatnya terbang tiggi sekali.

aku amat ingin memiliki balon itu, impian datang kali ini kedua orang tuaku membelikanku balon setelah, rengekkekanku membuatnya jenuh.

balon itu berwarna merah dan lebih besar dari kepalaku. senyumku tak hentinya merekah dari wajahku, ku bawa di hadapan teman-temanku, meski mereka punya mainan yang lebih bagus dari aku, aku tak perduli balon ini lah yang kuinginkan.

malam itu ibuku mengikatkan balon itu di tanganku dengan tali dan kelang karet yang mengikat erat di tanganku.
ibuku mengendongku di punggungnya sampaiaku tertidur dan terbangun ketika sampai di rumah. ke khawatiranku tentang balon itu menjadi ketika ku sadari jika balon itu akan terbangn selamanya dan menyangkit di atap rumah yang tak berplapon.

malam itu ibuku sudah tertidur, ku hampiri balon itu sedang terikat di sebuh gunting, gunting sebagai pemberatnya. ku lepas gunting itu dan balon terlepas dari genggamanku dan mulai meluncur deras ke atap rumahku dan memantul-mantul beberapa kali sebelum ia menetap di sudut atap.

rasa gugup menyelimutiku di tengah malam. ku tatapi balon itu, ketika ku berbaring kembli, rasa takut yang uncul adalah marahnya ibuku. aku tak bisa membayangkannya dan masih saja ketakutan.

ku tatapi balo itu hingga aku bemar-bemar tetidur malam itu dan kudapati pagiku dengan melihat ke arah atap mencari di manakah balon itu ? tak ku temukan bentuknya. panik muncul tiba-tiba, ku keluar kamar dan ku dapati balon itu tercecer di lantai ruang tamu.

hah... kaget itu reaksi awal yang ku lakukan, kuraih balonitu dan membawanya ke dapur dan ku tanya pada ibuku. " mak... kenapa balonya gak bisa terbang lagi... ? "

this is the end

bybybybyybybybybybybybybybybybybybybybyby dude

kerikil yang membuat ku tersungkur

ku jamahi dahan-dahan di tepi sungai
ku dapati sedadu menangis di tepi sungai
ia kalah berperang rupanya
ia berkeluh kesah prihal hidupnya
dan bercerita tentang kehidupan di dasar jurang

aku duduk di dekatnya namun ia tak merasakan kehadiranku
dan ku tatapi wajah serdadu
basah dengan air mata
dan goresan di kedua tangannya

Senin, 24 Januari 2011

ikrar

sejak ia kembali dan mengukir beberapa kata di prasasti di puncak terdingin di hati dan kepala kami. ia embuatku inggin menggit lengannya dan mencubitti pipinya selama masih ada rasa gemas. ia mengatur tiap kata, tutur bahkan tetesan air matanya dengan sangat mengalir meski ia menggegam ragu di kedua tangannya.

kini ia tak terbenam namun muncul tepat di atas kepala sehingga ia membuatku silau, memaksaku mengusap-usap mataku hingga aku tak melihat apa yang ia lakukan. apakah aku melupakan janjiku di prasasti ? namun mengapa ia membuat mataku silau, pandangan ini remang dan berkunang-kunang, seperti anemia.

ia meyakinkaku untuk menuntunya menuju jalan pulang namun ia menunjukanku jalan yang ku rasa salah. ia takut kehilanganku namun ia membohongi jiwanya dengan janji di prasasti. ia membawaku alam guncangan ketidak pastian dan keyakinan yang mulai meragu lagi.

ia terbang menyusururi banyak ruang ketika tanganku lepas dan ia tak menemukan wujudku di sisinya, ia menikmatinya ia bersinar dua kali lebih terang dari biasanya. ia mampu tertawa lebih dari yang di katakannya ketika ia jauh lebih senang bersamaku di tepi prasasti.

dan kini aku seperti pungguk merindu bulan, di mana bulan tak kunjung datang. ini seperti kesia-siaan sejak ia membawaku ke jalan buntu.

kini ia akan terbang jauh tanpa ikrar-ikrar duri di sekujur tubuhnya dan aku tak merindu bulan dengan rasa bersalahku yang berkepanangan.

Jumat, 21 Januari 2011

apakah esok pagi ia ada ?

sudah saatnnya saya berangkat, pagi sudah tiba.

hilang lagi.

saya kehilangan sesatu, sejak matahari saya gak di atas kepala, saya jadi kelimpungan meraba di dalam gelap sepertinya. Apa saya tertidur ? ternyata alam sadar saya mencubit keras pipi saya, ini nyata rupanya. dan saya kehilangan sesuatu yang tak saya temuakan lagi.
sudahlah, sudah saatnya mungkin, dan belum saatnya saya menemukannya lagi.

tiba di ujung

ini adalah ujung dari sungai-sungai yang di susuri. kini dermaga sudah nampak ujungnya, tinggal menapakia adapa di daratan itu ?, ini adalah sebuah ujung pangkal yang akhirnya saya dapati. ini serasa bangun dari tinjuan yang keras atau tersadar dari pingsan setelah di hantam keras sebuah benda.

-0-
ternyata kami tak menyerah, namun sudah saling tak mengerti, makin tak bisa berpegangan tangan, makin tak bisa menggunakan akal, kta bergelmangan ego, hati kita panas, nalar sudah kering, rasional sudah tak ada, asumsi mengalir di mana-mana, seseorang mungki sedang menunggu ini.
entah siapa dia ?

namuan selama satu tahun ini "ini hal yang paliang keren sepanjang hidup saya bareng kamu "
terima kasih, kamu tetap matahari saya kok. :*

Jumat, 14 Januari 2011

satu dahan yang sama

senja dan renungan

kesuksesan adalah kegagalan, ini yang melintas di kepala sejak seoranf teman SMA datang ke rumah dan masih saja ingat di mana rumah saya semenjak kita sudah lulus dan tak satu kelas sejak 5 tahun yang lalu. in selalu menyambangi rumah kedua orang tuaku, di sela ia bisa mencuri dari kerjannya yang menyita waktu. bercerita bagaimana kesuksesan yang ia raih, bagai mana ia jatuh bagun, bagai mana ia menantang etika, bagaimana ia bergelut dengan naluri, bagaimana ia mengasah rasa perduli. Ia seorang teman yang dulunya tidak begitu akrap namun kini ia selalu menyambangi rumah di kala ia sempat.

ia seorang tem,an yang dulunya tidak begitu dekat namun ia yang benar-benar dekat kini.
ia membangun masa depanya dengan banyak cara, ia membahagiakan orang yang melahirkannya, ia membahagiakan orang yang ia cintain.
ia banting tulang, ia cucurkan keringant, ia sisihkan recehan dan membaginya pada teman-temannya, ia hanya seorang lulusan SMK tanpa titel, namun kesuksesan sudah terlihat dari semangatnya. sebuah kesuksesan yang di harapkan semua orang yaitu bahagia.

ia mengajarkan apa yang ia tau pada saya, senja itu. ia kenangkan semuanya yang dulu kita anggap bahagia, di masa SMA tentunya. ia merakit kegigihan, mitos, etos, naluri buasnya, kehedonanya, dan keinginan untuk menatap masa depan dengan tidak begitu ngoyo kelak,  di dahan yang sama yaitu rasa percaya dirinya.

seorang teman yang tidak begitu saya anggap kala itu hingga detik itu, ia membuat saya merenungkan setiap apa yang ia katakan, ia ianggin melihat saya dan semua orang yang ia kenal iatu bisa bahagia entah dengan cara apa. ia membuatku sadah tentang berapa hal yang selama ini sudah saya lupakan, etos. saya sudah melupakan bagaimana saya mersakan bagai man etos itu saya miliki, saya tak akan merubah sesuatu ketika saya tak merubahnya sendiri. ia seorang muslim yang baik sementara saya adalah seorang yang tak rahmatan lil alamin, namun ia tetap saya membangun dengan tangannya sendiri dengan cara sendiri, saya yang merasa jumawa dengan kekisruhan diri saya tak mampu membangun dengan tangan saya sendiri, bahkan luluh lantak di makan rasa malas.

-0-

300juta

300 juta dan sebuah obsesi untuk membuktika, ini adalah hal yang saya identikkan dengan kegagalan. ya sebuah keinginan uantuk membuktikan adalah sebuah kegagalan.

siang hari di suguhi gerimis, sejak para muslim pulang dari sholat jum'at dan saya baru terbangun. saya kirimkan pesan pendek kepada seorang teman dengan tujuan menumpang scener gambar. dan balasan saya terima seraya saya menuju rumahnya yang sudah cukup lama tidak saya kunjungi. di saya saya temukan ia sedang terbaring memegang remot televisi, mempersilahkan saya untuk masuk ke kamarnya yang tak jauh beda dengan kamar saya "berantakan". saya scen semua gambar sambil menemaninya bercerita tantang kekasih, pekerjaan dan hal tak penting lainnya.
ia menayai saya tentang waktu, " masih lama kan di sini ", tentu jawab saya. bertanya saya padanya ada apa sih, ada beberapa hal yang saya ingin minta pendapatmu, itu tuturnya.
baiklah, ia memulai ceritannya, dan memegang semacap buku selebaran, MLM ya.. saya sudah pernah mengalaminya, bahkan hampir mengantuk mendengarkan persentasi teman saya yang sebelumnya.

ini tentangs ebuah ambisi yang selalu ia buktikan, untuk bisa membahagiakan kekasihnya.
sebuah pembuktian yang ia mulai dengan angka 300 juta, nominal yang membuat saya berfikir berkali-kali kalo punya uang sebanyak itu. tak mungkn ikut MLM kalo punya uang segitu, saya akun beli rumah mewah, fasilitas hidup, sebuh usaha jaminan masa depan dan memenuhi nominal jujuran untuk bisa mendapatkan kebahagian tadi. itu jika saya di tanya 'apa yang akan kamu lakukan jika punya 300 juta ? ". namun kali ini ia membutuhkan 300 juta untuk ikut MLM, well... awalnya saya pikir salah, namun saya sadari jika ia butuh banyak orang untuk biosa mendapatkan apa yang ia inginkan, dan dengan cara ikut MLM iatu membuat sebuah modifikasi cara, ia membutuhkan modal 300 juta uantuk membantu 100 orang dengan cara ia memfasilitasi 100 orang di bawahnya dengan cukup memberikan nama anggotanya dan tak menerima bonus untuk memutar modal dan menjamin pendapatan setiap orangnya di tahun berikutnya dengan nominal 80 juta perorang, em... mengiurkan.

saya tidak melihat kesuksesan siang itu namun saya melihat sebuah obsesi yang di rundung kegagalan.

-0-

sebuh pembuktian adalah kegagalan

itu hanya beberapa cerita yang saya renungkan, setelah tidak membaiknya hubungan saya dengan pacar saya keguguran, ia kegilangan peran saya saat itu. ia kecewa, ia tersakiti, ia terbuang dan iatu adalah kejahatan yang saya lakukan.

saya adalah petua yang du lumuri selai kacang kegagalan, saya seperti pecundang dengan celana dalam terikat di kepala, bahkan seorang teman yang tau bagaimana saya tak habis pikir dengan sikap saya saat itu. ya.. mereka benar tentang saya, saya adalah orang yang akan menyeret buku-buku kitap cinta saya dengan ludah-ludah. memang mereka tak jauh lebih tau ada apa dengan saya saat itu. namun mereka pula lah yang berhak menilai saya, seberapa buruknya saya.

saya kerap merasa kecewa dengan diri saya sejak mengtahui semua hal itu, dan saya memang benar-benar seperti yang ada di mata mereka.

kini saya merasakan sebuah kegagalan dan sukses menjadi seorang pecundang.

kini sebuah alibi hanya air bersih untuk mencuci tangan, tak ada yang lebih baik nampaknya. saya merasa tak berhak untuk menjelaskan apa yang terjadi saat itu, dan kenapa saya tak ada di titik-titik janji yang saya ikrarkan pada pacar saya.

saya bertanya apakah saya mampu menjadi feminim atau maskulin, apakah saya punya keduanya ? say tak mampu menjawabnya, ini aneh.

 saya dulu ingin sekali membuaktikan bahwa saya mampu membuktika jika saya bisa menerima sebuah kemungkinan dengan banyak hal yang tak saya tau bagai mana. saya tau bagai mana ibu saya meredam rasa sakit di hatinya dengan elusan berkali-kali ketika adik saya merajah kulitnya, saya tau bagai mana ahtinya kecewa berat dengan buah ahtinya ketika ayah saya melamunkan menit-menitnya dengan sebatang rokok. saya tau bagai mana rasa sakitnya menrima sebuah kenyataan yang benar-benar nyata ada di depan mata.

namun saya gagal menjadi yang lebih baik setelah saya tau apa yang orang tua saya rasakan, saya gagal menjadi pacar yang baik, saya gagal menjadi orang terbaiknya, saya gagal menjadi MR. nice guy's.

saya gagal menjadi ada ketika ia menuntus saya untuk ada di sana saat itu, saya benar-benar gagal...

ternyata membuktikan itu adalah sebuah kegagalan.

- maaf saya gak ada di saat yang tepat, di saat kamu membutuhkan saya. ini menyedikan memang, meminta maaf untuk kesekian kalinya dan kesalahan kesekian kalinya. sekali lagi maaf. terima kasih sudah bercerita prihal semuannya. saya harap rasa kecwanya tidak sekecewa saya menerima kenyataan behwa saya tak bisa membuat kamu jauh lebih baik. "dear mysweetsunset "
 

Rabu, 12 Januari 2011

masih mandek nih

morse record label yang mandek gak jalan-jalan ssejak stuff-stuffnya habis dan yang tersisa binggung mau di lapakin kapan, gak ada waktu deh.

fun

balkot ceria

mimpi, jamu dan makan

semalam saya tertidur seperti biasanya, larut dan menjelang subuh saya berajak ke peraduan memeluk erat guling, menarik selimut memejamkan mata, bunyi nyaring dari toa menara surau memuat kaget. Saya terbangun dan susah untuk menutup mata lagi," toa sialan " tampaknya efek dari kopi jahe itu sangat kuat. Susah juga untuk tidur lagi. Saya pandangi gambar yang belum selesai, hingga mata saya terpejam. sebuah cahaya muncul samar dan semakin terang, saya terdampar dalam sebuah mimpi, saya bertemu dengan seorang pria berkumis dan memakai jubah putih bak nabi, ia berkata "saya tidak suka padamu" , ruangan kembali gelap saya terdampar kembali dalam sebuah potongan kecil mimpi, saya duduk di sebuah meja makan, saya satu meja makan, dalam sebuah jamuan makan, semuanya berkepala binatang ini sepeti berada dalam film Alice in wonderland, setelah itu ruangan gelap dan saya seperti melayang entah kemana, hawa panas saya rasakan dan ternyata itu hawa kamar saya. matahari sudah meninggi dan hawanya menembus sampai diruang kamar saya, jam sudah menunjukan 12 siang. Shit tak kerja lagi. haha

setelah terdampar di depan tipi dan menonton ftv "puisi tukang soto" yaaak...
saya tertidur lagi, mimpi kali ini benar-benar aneh , saya gk bisa cerita deh kali ini.
terbangun gara-gara adek sya yang paling kecil dan suaranya seperti toa surau... damn dia moster sekali sering bikin emosi saya cepat naik...

kali ini tentang jamu seteh saya bangun dan ada jamu dalam botol Air mineral 1 liter, di atas lemari pendingin  wow, ternyata itu punya Adek perempuan saya, ada apa dengan jamu ? em.... kata ibu saya dia ingin menumbuhkan nafsu makanya, ingin semok dan bohay.., well dia memang kurus. damn malah saya yang kecanduan jamunya dan malah saya yang menggila makanya, kegiatan makan sangat rutin, karena itu saya putuskan untuk gak jalan-jalan keluar, karena pasti maunya jajan terus dan makan, kalo saya di rumah saya bisa penuhin hasrat makan saya sesuka hati saya. mau kapan aja. Kantong saya lagi cekat dan jajan dapar mengakibatkan kangker buat saya.

intensitas makan saya jadi menggila, perut saya sudah mulai terasa membesar akan menjadi buncit. dan jarum pada timangan bukanya turun malah naik perlahan dari nominal kecil ke nominal besar. semuanya di dukung dengan kegiatan tidak produktif saya alias malas total, depan tivi, tidur, mandi, berak, dan menggambar, bosan... saya keluar rumah. lapar makan lagi dan minum jamu selalu sehabis makan. Entah apa nama jamu itu berhasil , mensugez saya untuk buas dan membuat insting makan saya kembali buas.

dan ini data terakhir saya setelah menginjak alat ukur berat badan dari tahun lalu yang masih stabil di 50 sekarang beranjak 2 angka menajdi 52, em goes to 60 hkhkhk

-0-
fakta penting jamu itu memang benar memberi efek buat saya, apalagi pas dingin em mantaffff. ada yang berminat untuk minum jamu... ?

troll

lidah munafik

Senin, 10 Januari 2011

Minggu, 09 Januari 2011

petuah racun

suara trompet di penghujung tahun kemaren masih ternyiang, begitu juga dengan semu hal yang di tahun kemarin, masih terseret sampai saat ini juga.
di tahun ini di tahun yang katanya baru, namun dengan segudang hal pula yang  lama, tahun baru cerita lama.
tahun adalah kabisat yang melelahkan, memusingkan, menyebalkan.
tahun yang baru tetap tahun yang lama.