Sabtu, 20 November 2010

sin

ketika kita kehilangan kendali atas apa yang terjadi pada diri kita, dan hidup kita lalu di kendalikan oleh nasib. dan itu adalah dosa terbesar di dunia. - Paulo Coelho - Alkemis


catatan kaki di kamar pengap

Sejak ku temukan bangkai tikus di kamarku yang sudah penuh ulat dan menebar bau yang sangat membuat perut mual tidak karuan, keinginan untuk menengok kamar sangat jarang muncul terlebih kondisinya yang berantakan itu sudah sangat membuatku enggan berlama-lama di sana. Sore itu aku pulang lebih awal seperti biasannya namun kali ini jauh lebih cepat dari biasanya, kudapati kemalasan paling produktif ketika kukosumsi kembali ampas televis, di dongengkan iklan hingga tertidur, biasanya... namun sore itu ku puskan untuk tak terlallu lama di depan tv dan berbaring. Kuputuskan untuk menaiki anak tangga dan bertemu sebuah carut marut, danm lazy.... akut stadium satu. Ku hella nafas panjang seperti biasanya setiap kali ku tatap lantai dan rak buku yag sudah kosong ntah kemana penghuninya ?. Kumulai dari mengatur ruangan tempat di mana harta karun di simpan, ada banyak zine-zine dalam bungkusan amplo besar berwarna coklat yang belum ku jamah sedikitpun tiap lembarnya. Beberapa dvd yang sudah dalam kondisi yang memprihatinkan filam Youg Adam "di sana Evan Mcgregor menjadi pelacur laki-laki dan menggodai istri orang dengan gagah beraninya weel.... mengagumkan " yang satu ini membuat saya menyukai film-film berdarah-darah itu kwren.... " Audition garapan sutradara Takashi Miike ini sempat membuat saya merinding disco, phobia dengan makan dan sempat geli dengan ulat belatung huakkkk... :p horror " dan itu adalah film si kriting kacamata dia yang membawa virus fil-film itu dan menggumi bagai mana pembuatan muncratan darah dan efek-efek darah bahkan pemotongan organ tubuh yang benar-benar otentik dengan aslinya well... bisa kebayang kan?, kalo motong kaki dengan senar gitar hingga putus ? dan ini adalah bagian yang membuat saya terkagum - kagum dengan betapa kwreennya film ini.

foto inidi unduh dari facebook ayo bikin zine
Kini ku susun kembali beberapa majalah yang tersesat di kamarku dan ku dapati kembali majalah yang ku pinjam dari salah satu teman kolektor majalah luar alis impor. Majalah bintang model - model pakaian dalam wew bikin horny juga kalo pas lagi sumpek, pas liat satu demi satu halamanya :D  Namun dalam banyak kertas yang ku susun kembali ada banyak zine yang ku punya ternyata, binggun mau di apain aja, di baca juga udah hampir semuannya, membuka distribusi zine peminatnya kurang dan sangat jarang sekali. Zine meperkenalkan saya pada sebuh dunia menulis , membuat tulisan personal hehehe, dulu saya sudah membuat dua edisi zine saya hkhkhkh, buluk sih klo saya ingat-ingat cuman waktu itu benar-benar punya tekat untuk ngebuatnya dan puas liat hasilnya pas ada yang respon dan pengan ketawa pas liat sekarang. Zine juga memperkenalkanku pada seorang teman yang tak pernah ku lihat rupanya namun telah mengirimiku beberapa zinedari Bali stiker dan emblem, saya pernah rip off pas barter zine dengan beberapa zine maker dari pulau jawa, salah satunya Betterday hehehe sory Nanu gak sempat balasnya hhehehe. Sempet pengan bikin Zine fest juga cuman gairahnya kurang sekali jadi mandek deh. Dan mungkin nanti akan kembali nyoba untuk ngulang ide yang sudah mati tadi.

Ada juga box sewaktu awal saya order stuff jaman dulu boxnya masih aja saya simpan, itu album pertama Zake and The Popo, ada baju pin stiker poster dan cd tentunya. Awal saya order penuh kekhawatiran takut di bohongi, well seminggu kemudian barang saya datang. Hal paling menyenangkan adalah ketika barang yang di order itu datang, fakta penting yang saya alami lebih sumringah lagi kalo petugas TIKI JNE ato pak pos langsung ngasih ke tangan kita, ada kebanggaan tersendiri di sana mau senyum terus. Dan salah satu favorit saya adalah ketika band Ambient, The Pax Cecilia membagikan Cd album mereka dengan gratis hanya mengirim email dan alamat rumah, komentar untuk album mereka. 4 hari kemudian cd itu datang tepat di tanganku langsung. Dan Cd itu hanya 100 keping di bagikan gratis dan hanya saya dan kawan kriting kacamata lah yang punya CD itu, sedikit bangga namun sudahlah itu tetap koleksi terbaikku.

-0-

Setelah menyusun kembali jurnal, membuang benda-benda yang tak bisa di pergunakan lagi, mulai lah saya perhatikan ada banyak hal yang menarik yang bisa saya dapatkan ketika berada di dalam ruangan kecil nan pengap ini. Melihat bangkai komputer yang sudah tak bisa lagi saya oprasikan dengan maksimal sejah saya melunasi cicilanya. Menyemprotkan pewangi setrika dan menyapu lantainya dengan sapu lidi mengumpulkan debunya saatnya membasmi benda-benda berserakan di ruang lemari baju saya. Huh ampun ini yang paing parah, saya putuskan berenti sejenak ambil Mp3 dan speker aktif memutar album ACDC - Black Ice.

ps. bosen ntar sambung lagi....

Selasa, 16 November 2010

berdansa bersama iblis di bawah sinar rembulan

Sore itu setelah letih berkerja, kehujanan... sayangnya saya tak bisa menikmati hujan kali ini, lagi dalam kondisi kerja nebeng mobil boss pula. Jadi menikmati hujannya hanya sebentar bersamaan dengan pesan pendek yang masuk dari yang terkasih :D. Hujan kali itu jauh lebih deras dari hujan beberapa waktu lalu ketika saat tertidur jauh lebih pulas dari tidur biasanya. setelah menghabiskan waktu lumayan lama berhadapan dengan pelayan toko yang sudah sangat tua, ia lebih banyak mendapat makian dari si boss karena kepikunannya.

Bajuku lumayan basah dan sangat segar rasanya setelah kena air hujan. Perjalanna pulang di suguhi pemandangan yang membosankan, luapan air dari drainase menyelimuti jalan, semakin tahun semakin meninggi tinggkat banjir, munculnya titik anjir baru. Macet sudah pasti, emosi sudah pasti, waktu terbuang sudah pasti, hilang kesabaran. Memutar otak untuk mencari jalan lain yang bebas banjir, namu semua kepala tertuju pada jalan yang sama dan mengakibatkan kepadatan yang luar BIASA....  Menghilangnnya resapan karena rayap pengusaha perumahan menjamur dan membabi buta memperluas petak kelas, air bah dari hutan yang habis pohonya, tambang pinggiran kota yang terang-terangan menjadi rayap juga pembuat bencana. Well.... menuju kota air... dan kehancuran.

Bunyi perutku tak juga berhenti, hari memang sangat di porsir tak sesantai biasanya, setelah kembali dari libur " membolos dengan alasan sakit adalah hal yang paling tepat :p ". Sudah hampir satu minggu saya tak menginjakan di lokasi kerja dan menjadi manusia tak produktif  bermalas-malasan sepanjang hari.

Sore itu tampak melelahkan sekali buatku, setelah memangkas rambut Abah kini aku harus menghadapai 4 kepala lagi untuk di pangkas. Baru kusadari jika malam nanti itu akan ada kumandang takbir di segala penjuru surau dan toa-toa akan berkumandang melebihi iman masing-masing. Teman-teman kerjaku pun menjadi bagian antrian menagih upeti untuk keringatnya dan si boss hanya bisa diam miris menatapi angka-angka yang semakin hari semakin membengkak. Ku putuskan untuk pulang dan menggambil perlengkapanku untuk memengkas rambut, sekalian mengisi perut yang sudah berbunyi tak nyaman dari beberapa jam yang lalu.

Hujan mengguyur hampir semua permukaan bumi di kota apatis ini, setelah pulang aku nikmati minuman jahe tanpa mandi. Kumandang Takbir sudah mulai bergema dan hampir menghuni semua buana dengan takbir, sinar rembulan malam itu memang tak ada setelah mendung yang tebal tadi sore. Kini lebih ku nantikan sinar rembulan meski bulan tak nampak sedikitpun. Tangisan monster kecil di rumah membuatku inggin segera beranjak cepat dari rumah. Kini papasan dengan arak-arakan takbir di tengah jalan dan toa-toa tadi benar-benar menghujamkan kumandangnya dalan kondisi yang lesu tanpa gairah.

Kini masih ku harapkan seseorang datang di tengah cahaya rembulan, menemaniku. Ku kirimkan sebuah pesan pendek kepada seorang kawan yang tak kunjung juga di balasnya, mungkin ia tertidur lelap karena suhu yang dingin. Setelah 2 jam aku melupakannnya, menungguni balasan pesan pendek, datang juga dan sang ibblis sudah menungguku di lantai dansa, mengajakku tertawa, membuatku lupa tentang detik itu, membuatku menanggis tanpa beban. Saat mendung ini menghilang ku harap aku masih berdansa dengan sang iblis di bawah sinar rembulan.

" berdansa bersama iblis di bawah sinar rembulan " kutipan di film Dr. Dolittle

Sabtu, 13 November 2010

orasi bukan oral

Malam itu aku bersama beberapa orang teman duduk berhimpit di kursi panjang sebuah warung kopi dan sebuah meja yang panjangnya sekitar 3 meter yang menyajikan sepiring telur rebus, peyek, kerupuk dan jeruk. Malam itu akhirnya keluar juga, setelah seharian penuh bergelut dengan bantal, mengistrahatan badan yang kurang nyaman karena cuaca yang cepat berubah-ubah. Pesanan datang dan mulailah menyantap kopi hitam yang panas itu perlahan.

Malam itu penuh canda, meskipun saya merasakan ada yang merasa asing dengan suasan malam itu. Awalnya kami hanya berempat namun kini sudah menjadi delapan orang. Seorang teman membawa sebuah cerita yang akhirnya kutau, setelah sekian lama. Tentang kebiasaan buruk yang kulakukan ketika dalam satu gig " berorasi " hehe... sebuah ada respon, belakangan lebih banyak yang mengunjingnya, wow saya jadi ingin tau apa aja, saya kira semua orang yang datag ke gig itu menutup telingan rapat-rapat, ternyata tidak.

Ternyata mereka tidak menyukai orasi bualan yang saya pikir tak begitu penting untuk mereka. Sebuah respon muncul dan terumbar tepat di belanga punggung saya, hingga seorang teman bercerita di depan mata teman-teman yang lain " wkwkwkwkwkwkwkwk (serentak semua telinga yang mendengar membuat mulut terbahak-bahak, entah menyindir atau benar-benar terbahak ? ) " respon yang bagus malam itu, ketika temanku itu bercerita tentang bagaimana laki-laki itu bercerita respon orasi yang saya muntahkan sewaktu gig. Dan ia menyinggung prihal ke- antian saya pada kapitalis namun masih memakai produk dari kapitalis, kenapa saya tak memakan makanan di Mc Donal yang lezat itu. Dan teman-teman saya juga sudah tau kenapa anti kapitalis ? kenapa masih memakai prodak kapitalis ? dan kenapa McD ?. Awalnya saya terkejut, pipi saya merah dong... apalagi setelah itu seorang teman menceletup " untung orasi bukan oral... hkhkhkhkhkk :D... semuanya puas malam itu apalagi saya ". Dan ternyata tak hanya itu saja, setelah celetupan tadi, teman baik itu berkata lagi tentang betapa banyaknya orang yang berbicara tepat di belakang saya sambil memegangi papan orasi " no coment " welllll.... sayang teman baik itu tak menceritakannya lebih detail, jika ia ceritakan maka akan jauh lebih penuh tawa malam itu , setidaknya mereka punya bahan untuk di tetawakan. Saya jadi penasaran dengan cerita-cerita itu, kelak pasti akan saya tanya ke teman baik saya itu hehehe, semoga ia mau menceritakanya sebab ia kalo sedang cerita lucu namun dalm sekali menusuknya LoL.

Ternyata banyak yang orang yang menyimpan sebuah respon ketika ia tau bagai mana cara mengobrol, memberikan tanggapan, bahkan berdikusi, berdebat atau memakai rok itu jauh lebih tepat ?. Dan hal yang paling inggin saya tau adalah pembicaraan apa saja yang belum saya tau, begitu menyenangkan mengetahuinya dam semoga teman yang baik tu mau memberitauku. Berhentilah berbicara di belakang " gosip brooo " ketika kita sudah saling mengerti bagaimana caranya menyampaikan ketidak senangan atau respon, karena kalian tentu tak suka memakai rok, kecuali kalin suka menghabiskan waktu di depan meja rias :p.


* kata rok (jenis pakaian wanita) di tujukan laki-laki atau sejenisnya :p

Jumat, 12 November 2010

gurat

bisa pusing kalo di lihat betul-betul

merajut tinta

polar bear, gandum, tombak batu di jaman komunal primitif

Lapak Gratis

lapak gratis, silahkan pilih ini gratis, ambil sepuasnya
hey sunset

won't stop til it's over

Hujan mendamparkanku di emperan toko, kemegahan hari itu menjadi berlipat-lipat. Kini jutaan tetes hujan itu menengelamkan kegundahan, memnyuburkan ke tandusan hati, kini kanal-kanal kering itu kembali di genangi air, semuanya berhimpun di balutan selimut. Ku lihat seseorang berlari menaruh koran di atas kepalanya dan celana yang di gulung sebatas lutut, tangan kiri memegang sepatu berlari sambil tertawa girang kebasahan. Seseorang dipojok sana menengadahkan kedua tangannya dan sambil tersenyum, hujan kali ini mengigatkan ku pada masa kecil di teras rumah berlarian, bermain air hujan, membantu ibuku memindahkan air dari satu drum yang penuh ke drum berikutnya, karena dengan hujanlah kami akan mendapat tambahan amunisi akan keperluan air bersih untuk beberapa bulan kedepan " biasanya jika penuh semuanya akan bertahan sampai 1 bulan penuh ". Hujan datang adalah hal yang paling dinanti entah hujan membawa petir atau tidak, buat keluarga kami itu adalah sebuah keberuntungan bak mendapatkan lotre, berlibur di suatu tempat dengan senangnya. Kami akan berlibur mengambil air di tangan kanan dan kiri kami untuk beberapa hari kedepan dan itu menyenangkan. Kami bisa bersantai ketika pulang sekolah, kami bisa bermain sepuasnya tanpa berpikir bahwa air kita sudah habis dan kita harus menaruh jurigen di antara antrian jurigen yang lain di tempat pengambillan air umum, kembali merogoh kantong untuk kebutuhan yang satu ini.

Waku itu bajuku setengah basah namun masih bisa Menghangatkanku dari hujan yang dingin, tempias air hujan, masih terdampar di emperan sebuah bangunan ruko baru, masih belum di huni rupanya. Ku lihat di sekitarkau banyak sekali yang terdampatr saat itu. Aku berharap hujan ini berlangsung lama hingga menggenangi jalan-jalan dan lubang-lubang. Aku tak bisa menahan senyum di wajahku ketika ku lihat seseorang berlari dengan basah kuyub, begitu senangnya mereka saat itu. Setelah 15 menit hujan turun, ku putuskan untuk membasahkan diri, menunggu hingga 15 menit karena memastikan hujan turun dan tak membawa debu untuk turun bersama butir-butirnya.

Kusimpan semuan barang yang rentan akan air di balik jok motor bergabung bersama obeng dan kuci-kunci lainya. Ku kebut laju motorku, ku hampiri setiap genangan air dan mencipratkan air-air itu, hujan begitu deras dan jauh pandangan hanya 50 meter, namun kesenangan itu benar-benar menyenangkan sekali kendaraan tak sebegitu ramainya. Air benar-benar meluap hingga masuk ke badan jalan, hampir sepanjang jalan sungguh menyenangkan sekali. Laju motor ini tak begitu menyita waktu sehingga bisa ku nikmati hujan seperti di waktu kecil.

Dan hal yang kembali ku ingat saat itu adalah "gadis hujan" ia adalah kekasih pertama di dalam hidupku, waktu itu kami masih berseragam putih biru, kami berhubungan baik selama satu tahun. Waktu itu sepulang seklolah, hujan lebih awal turunya sebelum jam pelajaran pertama berakhir. Kami berselisih paham saat itu, namun hari itu kami masih berpengangan tanggan tepat di depan pintu gerbang sekolah, aku melihat bola matanya dan telinganya ia mengagumkan sekali, ia gadis hujan. Ia tak pernah menutup telinganya ketika petir mengelgar dan hanya teriak lalu tersenyum. Saya bersama teman-teman lainya memutuskan untuk main hujan sambil menuju jembatan tempat halte tempat biasa ngetem di dekat Vihara. Ia tak melepas genggaman tanganya saat itu ketika ku putuskan untuk berbasah, ia berlari tepat di belakangku dan tak melepas gengaman tanganku, kami tertawa dan kembali bersedih ketika kami bersebrangan. Ia sangat menyenangkan sekali, ia gadis hujan yang ku kenal. Kami berpisah ketika ia menemukan kebahagian bersama pria lainya, itu sangat membahagiakan sekali ketika ku sadari saat ini. Kami genap satu tahun berpacaran berteman kembali di SMK yang sama selama tiga tahun saling memendam rasa, mencuri pandang, membohongi hati.

Dan ini tak akan berhenti sampe hujan sudah redah, hingga hujan berikutnya datang dan aku menjadi penghuni ketika hujan turun.

Kamis, 04 November 2010

cakaran macan

sekali tampil langsung bubarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr .

Eforia

Tersesat di sebuah hutan kecil yang buas dan menengadah berharap menemukan jalan pulang ketika labirin ini belum juga ku temukan ujungnya, botol-botol itu membuatku lupa hari dan ingatan, dan ku hisap serum penghilang ingatan, seteguk kehangatan wine membaringkanku di sebuah pinggiran sungai dan beton seukuran badan yang menopang tubuh ini tetap terjaga untuk berjam-jam ke depan. Kini di hadapkan pada sebuah pilihan kanan atau kiri, sungai atao rumput teki. Ku tatapi bulan bertabur bintang, arak-arak embun, dingin angin malam juga berkecamuh, menyetubuhi badanku hingga mengigil, kembali ku raih botol itu, ku teguk kembali bara kehangatan untuk mencairkan kebekuan tubuhku.

-0-

Malam itu ku terdampar di sebuah pinggiran sungai tepat di sebrang jalan dan warung seorang teman, ia sedang berjaga di warungnya setelah bergati dengan istrinya. Dan di sana tempatku kabur di tengah malam menemaninya berjaga dan biasanya selalu ada Beer dingin menemani kami bercerita. Tapi malam itu aku lagi inggin menjadi sendiri dan teman botol kecil, wadahku bercerita, berkeluh kesah. malam itu teman-teman yang lain tertidur lebih awal dan aku juga tak menghubungi mereka meskipun ada salah satu dari mereka yang tak tidur juga di malam setelah hujan sore tadi. Kini mulai ku lihat bintang-bintang, ku harap aku menemukan sesuatu di sana, di celah bintang-bintang. Malam itu aku hanyut dalam sebuah kegelisahan. Dia yang terkasih akan pergi meninggalkanku untuk beberapa hari, ia akan pergi berlibur seorang diri, aku teralu khawatir dan terlalu berlebihan dalam eforia katakutanku tentang hubungan ini. Aku terbakar cemburu dan hangus di telan rasa tak percaya. sesulit itu kah aku untuk percaya ? tak bisa ku jawab, ini lebih sulit dari sekedar membaca novel Paulo Coelho "ia membawaku kedalam sebuah perjalanan fitrah tentang apa itu cinta dan spiritual yang sudah mulai ku nodai dengan eforia ego yang kumiliki. Kini aku adalah iblis di antara bait-bait kata di dalam semua novel yang kupercayai melebihi kitap manapun dan dalil manapun.

-0-

Aku tak pernah tau apa ia benar-benar nyaman bersamaku, aku tak pernah tau apakah ia benar-benar baik bersamaku ?apakah ia benar-benar sama seperti apa yang kuhayalkan. Apakah ini sudah egaliter ? apakah jalinan ini sehat ? apakah aku tepat baginya ? pertanyaan itu berkecamuh di kepalaku. Berulang kali aku tertampar, berulang kali aku terkungkung dalam sebuah kenormalan ketika aku menjadi sebuah hitam pekatnya negatif. Aku tak menjadi apa yang kukatakan sebelumnya, aku terjebak dalam kepelikan, kerumitan yang aneh. Rasa tak terima ini terlalu besar rupanya. Aku putuskan untuk mengkoreksi banyak hal dariku.

-0-

Kembali pada hal yang membuat jalinan ini nyaman, kembali merenungkan semuanya. Hingga kepalaku sudah terasa berat dan dalam kondisi yang lemah, tak mampu membawa berat badanku, gontai inggin bertemu peraduan. Ku songsong badanku pada posisi duduk, kepalaku terasa berat, tenggorokanku gatal ingin muntah. Duduk dan terdiam bebrapa menit, kembali ku songsong badanku untuk berdiri, memulai langkah awal dengan pijakan kabur. Dan kusadari badanku telah ada di sebuah lantai rumah di pagi hari.

Rabu, 03 November 2010

mad mad mad

pria ini girang karena hari itu menjadi tak sadarkan diri dan membuat kami terbahak-bahak, ia memiliki tatto di kedua tangannya, dan pernah membuat ibu dan bapaknya mengelus dada

our love and hope was lost "?"

Ada perpanjangan tanang yang terbaik untuk semua ini keketika saya yakin hadir di dunia ini dan menahan rasa sakit di kepala, menahan hasrat menjadi mutan yang tak natural, kehilangan kealamiahan sebagai manusia. Terprosot di dalam hutan kecil yang buas, kehilangan segalanya dari kehidupan, terasing.

"our love was lost
but now we've found it
our love was lost, was lost
and hope was gone "


Perlahan semuanya akan membaik dan menjadi sangat baik-baik saja dan hanya menjadi tetesan air mata sesaat saja. Kini semuanya yang hilang menjadi penghuni lamunan-lamunan yang menjadi sangat menyedihkan, namun kebangkitan selalu ada, ketika harapan-harapan itu akan punah, muncullah harapan baru sebagaimana ia muncul di awalnya. Kini puing-puing ini menjadi seperti pazzel yang siap untuk di susun kembali dan harapan-harapan punah tadi mulai kembali. Meraba dinding hati terdingin dan mengubur rasa cemburu dan membiarkan kebahagiaan itu ada, menjadi kekal. Mengiba menangisi sebuah janji, tapi kini jalanya jauh lebih lebar dari sebelumnya, pandanganya bebas dan aku ada di sana di kejauhan menatapmu menggegam sebuah janji yang berdarah karena luka.

"So if you flash your heart
I won't mistreat it"


Sadarilah ketika lamunan-lamunan menjadi kesedihan maka aku tak ingain menjadi bagian dari lamunan karena itu menyakitkan dan membuatmu menangis terisak. Aku tau itu menjadi sangat alamiah, namun aku menjadi sangat senang ketika kau menangis bahagia. Dan tanpa terluka sedikitpun. Karena kini kau bisa berlari sejauh apapun itu dan sedekat apaun itu, kini kau akan sangat bahagia sekalipun kita tak saling menatap atau terkungkung dalam satu ikatan. Kini kau akan sembuh dari sebuah luka yang parah dan membuatmu manjadi jatuh.

"That you've, you've been dreaming of
Keep me in mind"





Kini ingatan-igatan itu kembali padamu dan menjadi lamunan-lamunan yang indah dan hatimu tak sedingin dulu dan kini kan mudah kau raih dan melompatinya untuk melihat Safana di luar sana. Mengunjungiku di gubuk jerami dan berdinding kesederhanaan, tanpa tetesan air mata hanya air hujan  muncul di celah atap jerami menetesi kita hingga basah.  Kini kau sudah kembali dari padang hijau dan belantara hirup pikup dan menemukanku di sebuah ladang tandus dan gubuk jerami. Yang jauh dari kemewahan.

"When you're ready
I am here
To take you every time"

[* potongan lyrics  The Temper Trap - Lost Love]


powerfast to blesssssssssssssssssssssssssssscore

Les amis

Di suatu siang yang panas dan terik saya duduk di kursi panjang di depan sebuah studio, dan si pria bertatto itu tak ada juga, ketika saya menghela nafas dari pelarian saya dari kerja. Siang itu trik benar-benar mengila kulit kepala terasa gatal, tenggorokan kering. Ku istirahatkan tubuhku di kursi panjang dan mengatur nafasku kembali, dan mulai ku tatap kembali jalan dan hilir mudik motor dan mobil yang tak hentinya-hentiya berlalu. Sepertinya ini akan semakin menggila jika car free day hanya sebuah lelucon belaka "menutup satu jalan namun tak menguranggi pertumbuhan jumlah mobil yang ada".

Pikiran-pikiran seperti car free day itu adalah lelucon itu hanya melintas seperti itu saja. Setelah hampir terlelap karena lamunan tadi aku sadar jika ada yang aneh detik itu, aku tak mendapati teman-temanku di sisiku dan dia yang terkasih. Detik-detik itu menjadi sangat kosong sekali rasanya, tak ada suara-suara sengak yang menyindir, tak ada senda gurau yang menghantam telinga tak ada tawa-tawa itu lagi. Kekeosongan itu seperti benar-benar menajdi tak bernyawa sama sekali, sudah bermenit-menit aku duduk dan tak seorang pun datang padaku duduk di sebelahku. Seperti hilang satu persatu entah ke mana. mungkin suatu hari nanti kita akan saling menghilang dan kehilangan, tersadar dan mengigatnya lalu menangi, tertawa, bangga mungkin.... Terkadang aneh juga namun itu akan terjadi di saatnya. Aku sangat butuh teman-temanku saat itu atau siapapun untuk bercerita.

Sudah kuhabiskan 4 batang rokok mentol dan bergegas aku kembali ketempat kejaku dan mematikan rokok di atas puntung-puntung yang lain setelah hisapan terakhirku. Harapana terbaikku saat itu adalah hujan yang lebat hingga memenuhi semua gorong-gorong kota dan genangan di lubang-lubang kota dan menggenangi dataran rendah penuh dengan air. Namun langit sangat cerah hari itu matahari pun bersinar menggila, bahkan langitpun menjadi cerah dan sangat-sangat cerah. Mustahil rupanya untuk hujan siang itu. Kunyalakan motorku dan kembali di jalanan berjibaku dan mendumel, berjibaku dengan emosi-emosi di ubun-ubun.