Jumat, 22 Oktober 2010

Farewell........................

Si pria kacamata yang punya Canon D500, siang bolong dia sms saya yang bunyinya kurang lebih "gw ke Rf ini lagi otw, penuh nih" ya... kaya gtu lah smsnya.
Dan cerita tentang jenjang karirnya dia yang bikin dia makin jauh dari kita "saya dan teman-teman" dia naik jabatan alis semakin tertuntut dan makin banyak kehilangan waktu untuk bersenang-senang. Yah terasingkan gtu lah....

Kita di kafe mini "namanya gak saya sebut, di larang keras sebutin brand hehehehe" dia traktir kita saya bereng Sweetsunset "doi ckckckc gemesin bgt dia malam itu, jadi pengen ngintil kemana aja" Emo "dia pernah punya hubungan asmara sama adek saya yang tattonya gak pernah di restui sama ibu saya dan yang pasti bokap saya cuman bisa ngelus dada sampe gak bisa nangis :p, dan si kacamata 'nama di phonebok saya Ichical, itu saya ambil dari film gore jeang Ichi pembunuh culun yang sadis banget, malam itu kita cerita banyak hal dari ngorek berapa mantan pacar saya "sweetsunset :D" dan terkuaknya fakta yang gak saya tau selama 9 bulan ini.

Ada hal yang menggelikan terhyata di farewell........malam itu, saya adalah pacar yang kesekian dan kalo di pikir-pikir saya berada di antria yang 50 an lah.... miris bgt deh. tapi saya pikir doi itu wece"cewe" rock n roll banget bayangain di usia yang baru nginjak ke 19 tahun dia udah bisa macarin semua orang yang kece di tongkrongan-tongkrongan di kota apatis ini. dan udah menghabiskan rokok satu kontener dan dia akan menghabiskan satu kontener full kalo dia beli rokok sampe akhir tahun 2009.

Dan ada pendatang baru di dunia perokoan nih si Emo... di juga nimbrung jadi perokok, asik semakin banyak yang bakalan menghuni rumah sakit saat sakit jantung masal terjadi dan ada temen ngobrol lah di rumah sakit. Dan gak kebayang aja kalo ternyata satu rumah sakit the geng saya yang demen ngehabisin rokok temenya, hehehe :p termasuk saya juga sih.

kita balik ke topik nih.... em tapi saya binggung mw cerita apa lagi, udah ada kentang goreng gak fokus, intinya nomor antrian saya sudah saya jalanin dan ini udah sembilan bulan.

selamat jalan Kacamata. :D selamat naik jabatan dan terasingkan hhkhkhkhkhk

Menyetubuhi Malu


Hujannya berawal ketika ku dapati hari demi hari di bawah tumpukan jerami. Ia membuat terjaga tanpa sedikitpun tenaga yang masuk dan membuat bebunyian di dalam perutku. Kini jalan-jalan menjadi sangat basah dan bumi adalah bagian yang menjadi malu ketika menjadi basah. Namun aku adalah kesunyian yang terjaga dari tetesan air yang bisa membuatku mengigil dan menjadi jatuh sakit.
Ada banyak suara-suara di luar sana ketika hujan telah redah. Kesunyian tengah malah menjadi sangat  senyap. Kini penghuni bumi menjadi sangat pemalu untuk keluar malam. Dan kedai si tua renta di ujung malam menjadi sangat sunyi tanpa secawan kopi hitam dan arang-arang yang membara di balik tungku.

Jerami-jerami ini membuat aku menjadi terjaga dan rasa lapar ini beranjak lupa. Jelaga-jelaga itu menghuni langit sembab karena hujan tadi sore. Si tua itu mulai menarik gerai-gerai gubuk kecilnya, menarik langit-langit peraduanya lebih awal dari hari biasanya.

Malam ini, terulang lagi hawa dingin melebihi air yang mengenang di atara jejak-jejak kaki penghuni lalu-lalang semasa hujan tadi. Kini aku terjebak lagi, dan jangkrik-jangkrik itu tak nampak entah kenapa. Ruang ini adalah surga. Ruang ini adalah neraka. Ruang ini bernyawa.
Kini aku tak lagi melihat padang hijau yang melambai karena tiupan Levante dan domba-domba berbulu kriting putih, dan gembala di bawah dahan memuja kesejukan mimpinya. Dan padang bunga dan rumput Sekat diantara dedaunan mungil berwarna hijau. Dan si anak pastor di ujung jalan yang menjaga gereja itu sudah pergi meninggalkan rumahnya  demi mimpinya berjalan di padang pasir bertuhan Elang.

Kini aku menjadi sangat terisolir, terkurung dalam ketakutan, tertawa dalam kesendirian. Mereka sudah tak menggangapku ada seperti dulu ketika aku masih berlari-lari diantara kerumunan mereka yang berhilir mudik menuju satu tempat tujuan dan tempat-tempat lainnya. Waktu membawaku jauh dari hari-hari bersama mereka.

Kini ku menjadi malu, menjadi sangat sendu dan menyesakkan nafas. Kolong lagit seperti mengutukku, memberiku bintang kesialan yang bernaung erat di atas kepalaku hingga hariku sudah tertutup untuk daratan ini.  Aku binggung kenapa aku menjadi sangat pemalu. Dan kenapa menjadi sangat pemalu. Kini hari-hariku menjadi sangat memalukan, termalukan. Kini aku meyetubuhi malu hari demi hari di ruang kecil seperti kubah dan kayu besar mengikat kakiku, dan dua buah Kunci yang mengikat rantai-rantai ini. Langkahku mulai terbatas. Aku hidup di satu titik di tempat yang sama dari hari ke hari. Menyedihkan memang. Namun aku masih bisa tertawa tanpa tatapan sinis dan keraguan dari siapapun yang melihatku.  Terpasung sendiri dan meyutubuhi malu di siang dan malamku.

Senin, 11 Oktober 2010

secawan bintang di tengah mendung

Malam itu ku tadahkan tangan ini menengadah tepat diatas daratan dan dibawah langit yang membentuk mangkuk yang menggurungku di dalam sebuah rumah, seperti siput. Ku pandangi sang langit, ku tatapi sang bumi, penuh keraguan, dan bertanya-tanya siapa engkau ?

Kupandangi langit yang tertutup mendung awan, tak ku temukan penghuninya lagi semuanya tertutup mendung dan sedih, menjadi sangat sendu. Menjadi sennyap seperti habis menangis, matanya menjadi sembab. terisak seperti menangis penuh sakit.

Kutatap kubangan di sebuah lapang tandus, dengan sedikit air yang menggenang disana kulihat pekatnya awan dan satu bintang berkelip-kelip, tersenyum muram, namun seketika cawan kecil dari kubangan itu menjadi penuh bintang. Ketika ia tak lagi bersandar di pundakku tetapi menjabat tanganku, dan menarikku berlari di antara tanah-tanah tandus dan membuat debu menjadi berterbangan.

tak lelah tersenyum.
tak lelah ketika mendapatimu dalam dunia nyata

amourdemavie