Senin, 11 Oktober 2010

secawan bintang di tengah mendung

Malam itu ku tadahkan tangan ini menengadah tepat diatas daratan dan dibawah langit yang membentuk mangkuk yang menggurungku di dalam sebuah rumah, seperti siput. Ku pandangi sang langit, ku tatapi sang bumi, penuh keraguan, dan bertanya-tanya siapa engkau ?

Kupandangi langit yang tertutup mendung awan, tak ku temukan penghuninya lagi semuanya tertutup mendung dan sedih, menjadi sangat sendu. Menjadi sennyap seperti habis menangis, matanya menjadi sembab. terisak seperti menangis penuh sakit.

Kutatap kubangan di sebuah lapang tandus, dengan sedikit air yang menggenang disana kulihat pekatnya awan dan satu bintang berkelip-kelip, tersenyum muram, namun seketika cawan kecil dari kubangan itu menjadi penuh bintang. Ketika ia tak lagi bersandar di pundakku tetapi menjabat tanganku, dan menarikku berlari di antara tanah-tanah tandus dan membuat debu menjadi berterbangan.

tak lelah tersenyum.
tak lelah ketika mendapatimu dalam dunia nyata

amourdemavie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar