Selasa, 25 Januari 2011

balon gas dan atap

dulu sewaktu kecil di sebuah kampung transmigrasi, sebuh lahan baru yang di huni warga pndahan dari pulau padat. ibuku mengajakku pergi pada sebuh acara adat Bali "seperti karnaval" ada pertunjukan hingga judi di sudut lapangan yang kelilingi gelap dan titik kecil berkelip-kelip, itu bukan kunang-kunang namun cahaya lampu rumah yang terlihat dari kejauhan.

di karnaval itu aku selalu mendabakan banyak hal yang ku inginan sebagai anak kecil, balon gas. ia sempat membuatku tercengan ketika melihatnya terbang tiggi sekali.

aku amat ingin memiliki balon itu, impian datang kali ini kedua orang tuaku membelikanku balon setelah, rengekkekanku membuatnya jenuh.

balon itu berwarna merah dan lebih besar dari kepalaku. senyumku tak hentinya merekah dari wajahku, ku bawa di hadapan teman-temanku, meski mereka punya mainan yang lebih bagus dari aku, aku tak perduli balon ini lah yang kuinginkan.

malam itu ibuku mengikatkan balon itu di tanganku dengan tali dan kelang karet yang mengikat erat di tanganku.
ibuku mengendongku di punggungnya sampaiaku tertidur dan terbangun ketika sampai di rumah. ke khawatiranku tentang balon itu menjadi ketika ku sadari jika balon itu akan terbangn selamanya dan menyangkit di atap rumah yang tak berplapon.

malam itu ibuku sudah tertidur, ku hampiri balon itu sedang terikat di sebuh gunting, gunting sebagai pemberatnya. ku lepas gunting itu dan balon terlepas dari genggamanku dan mulai meluncur deras ke atap rumahku dan memantul-mantul beberapa kali sebelum ia menetap di sudut atap.

rasa gugup menyelimutiku di tengah malam. ku tatapi balon itu, ketika ku berbaring kembli, rasa takut yang uncul adalah marahnya ibuku. aku tak bisa membayangkannya dan masih saja ketakutan.

ku tatapi balo itu hingga aku bemar-bemar tetidur malam itu dan kudapati pagiku dengan melihat ke arah atap mencari di manakah balon itu ? tak ku temukan bentuknya. panik muncul tiba-tiba, ku keluar kamar dan ku dapati balon itu tercecer di lantai ruang tamu.

hah... kaget itu reaksi awal yang ku lakukan, kuraih balonitu dan membawanya ke dapur dan ku tanya pada ibuku. " mak... kenapa balonya gak bisa terbang lagi... ? "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar